KH. Ali Yahya Lasem terkenal tampan, berbadan tegap dan atletis. Bila sarung, sorban, dan kopiahnya dibuka beliau mirip bule Eropa, Ame
Mengenang 100 Hari KH Ali Yafie, Buku 'Membumikan Pesan Langit' Setebal 546 Halaman Diluncurkan Media Panji Masyarakat meluncurkan buku dalam rangka mengenang sumbangsih serta karya almarhum KH
BERDALIL SECARA SERAMPANGAN 1.Dalil tentang tuduhan “menambah-nambahi agama” yang diarahkan kepada para tertuduh pelaku bid’ah. 2.Dalil tentang tuduhan “membuat-buat syari’at”.
SEBUAH RENUNGAN KYAI DAN PELACUR KH. Ali Yahya Lasem terkenal tampan, berbadan tegap dan atletis. Bila sarung, sorban, dan kopiahnya dibuka beliau mirip bule Eropa, Amerika atau Australia. Tak
SURABAYA INSIDER - KH. Ali Yahya Lasem terkenal tampan, berbadan tegap dan atletis. Bila sarung, sorban, dan kopiahnya dibuka beliau mirip bule Eropa, Amerika atau Australia. Tak heran kalau banyak wanita terpesona. Suatu hari beliau ada undangan mengisi pengajian di Jepara, saat di perjalanan mobil yang beliau tumpangi berhenti di sebuah lampu
Didalam sebuah mobil bersama smbh KH. Ali Yahya Lasem (alm) beliau bercerita kepada saya.. Pada suatu hari, ketika beliau mau berceramah (Ngisi pengajian) di Jepara, tiba2 dalam perjalanan (lampu merah) mobil beliau dihadang seorang cewek cantik.. Maklumlah waktu itu beliau yang duduk disamping sopir melepaskan kopyah dan serbannya..
Laduni.ID, Jakarta - Bertepatan dengan tanggal 6 November ini menjadi momentum bagi kita semua mengenang kepergian KH. Mudhoffar Fathurrahman Jepara, Nyai. Hj. Umroh Mahfudzoh, dan Habib Anis bin Alwi bin Ali Al-Habsyi. KH. Mudhoffar Fathurrahman Jepara lahir pada 28 Mei 1928, di lingkungan Pesantren Nailun Najah, Desa Sumber Girang, Lasem
Begitu Mbah Ma’shum datang, yang saat itu usianya sekitar 20 tahun-an, beliau langsung dimasukkan ke kurungan ayam itu. Mbah Ma’shum disuruh oleh Mbah Kholil untuk mengajar kitab Al-Fiyah selama 40 hari. Yang aneh, pengajaran dilakukan oleh Mbah Ma’shum di sebuah kamar tanpa lampu, sedangkan santri-santrinya berada di luar.
Julukan tersebut diberikan oleh KH Bisri Mustofa Rembang. Seperti yang diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). "Mbah Kiai Baidlowi Lasem rahimahullah itu oleh Mbah Kiai Bisri dijuluki sebagai Kiai Puntadewa. Karena, ya itu, diminta apapun akan diberi.
Bacalah kisah ini, lalu jadikan teladan bagaimana cara bersikap dan berdakwah dengan santun. Semoga Allah selalu merahmati beliau Amin..
p0eQj.